Oleh
Kantor Berita Vietnam
Selasa, 2 Juli 2024 | 23:08 GMT+7
Indonesia dan Filipina memimpin Asia Tenggara dalam hal ketergantungan terhadap batu bara, dan ketergantungan mereka terus meningkat pesat pada tahun 2023.
Data yang baru-baru ini dirilis oleh konsultan energi Ember menunjukkan bahwa tahun lalu, Filipina melampaui Polandia, Tiongkok dan Indonesia dalam hal persentase batubara dalam bauran energinya dan menjadi negara yang paling bergantung pada batubara di kawasan ini.
Persentase listrik yang dihasilkan dari batu bara di Filipina pada tahun 2023 lebih tinggi dibandingkan di Polandia, Tiongkok, dan Indonesia. Negara ini mengalami peningkatan signifikan dalam tingkat produksi batubara tahunan sebesar 2,9%, dari 59,1% pada tahun 2022 menjadi 61,9% pada tahun 2023.
Sementara itu, di Indonesia persentasenya meningkat hingga mencapai rekor baru sebesar 61,8%, melampaui Polandia pada tahun 2023 setelah melampaui Tiongkok pada tahun 2022.
Menurut Ember, statistik ini menyoroti tantangan yang dihadapi kedua negara Asia Tenggara dalam mencapai tujuan energi hijau mereka. Porsi batubara dalam pembangkitan listrik di Filipina meningkat selama 15 tahun berturut-turut pada tahun 2023, sehingga melampaui target Filipina untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar hingga kurang dari setengah total pembangkitan listrik pada tahun 2030.
Baik Indonesia maupun Filipina tertinggal dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya dalam mengembangkan energi angin dan surya, Ember melaporkan. Mereka kesulitan mengembangkan kapasitas terbarukan karena biaya yang terkait.
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala