Desember 23, 2024

Review Bekasi

Temukan Berita & berita utama terbaru tentang INDONESIA. Dapatkan informasi lebih lanjut tentang INDONESIA

Indonesia dan Filipina berupaya mengurangi ketergantungan mereka pada batu bara

Indonesia dan Filipina berupaya mengurangi ketergantungan mereka pada batu bara

Oleh
Kantor Berita Vietnam

Selasa, 2 Juli 2024 | 23:08 GMT+7

Indonesia dan Filipina memimpin Asia Tenggara dalam hal ketergantungan terhadap batu bara, dan ketergantungan mereka terus meningkat pesat pada tahun 2023.

    Sebuah alat berat membongkar batu bara ke kendaraan kargo di pelabuhan Karya Chitra Nusantara di utara Jakarta, Indonesia pada 13 Januari 2022.  Foto milik Reuters.

Sebuah alat berat membongkar batu bara ke kendaraan kargo di pelabuhan Karya Chitra Nusantara di utara Jakarta, Indonesia pada 13 Januari 2022. Foto milik Reuters.

Data yang baru-baru ini dirilis oleh konsultan energi Ember menunjukkan bahwa tahun lalu, Filipina melampaui Polandia, Tiongkok dan Indonesia dalam hal persentase batubara dalam bauran energinya dan menjadi negara yang paling bergantung pada batubara di kawasan ini.

Persentase listrik yang dihasilkan dari batu bara di Filipina pada tahun 2023 lebih tinggi dibandingkan di Polandia, Tiongkok, dan Indonesia. Negara ini mengalami peningkatan signifikan dalam tingkat produksi batubara tahunan sebesar 2,9%, dari 59,1% pada tahun 2022 menjadi 61,9% pada tahun 2023.

Sementara itu, di Indonesia persentasenya meningkat hingga mencapai rekor baru sebesar 61,8%, melampaui Polandia pada tahun 2023 setelah melampaui Tiongkok pada tahun 2022.

Menurut Ember, statistik ini menyoroti tantangan yang dihadapi kedua negara Asia Tenggara dalam mencapai tujuan energi hijau mereka. Porsi batubara dalam pembangkitan listrik di Filipina meningkat selama 15 tahun berturut-turut pada tahun 2023, sehingga melampaui target Filipina untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar hingga kurang dari setengah total pembangkitan listrik pada tahun 2030.

Baik Indonesia maupun Filipina tertinggal dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya dalam mengembangkan energi angin dan surya, Ember melaporkan. Mereka kesulitan mengembangkan kapasitas terbarukan karena biaya yang terkait.