6 April 2022
Naiknya harga komoditas karena invasi Rusia ke Ukraina akan mendatangkan lebih banyak pendapatan, tetapi Jakarta berharap dapat membantu mengurangi dampak kenaikan biaya pangan dan energi.
Pejabat Indonesia mengatakan total 8,8 triliun rupee ($ 613 juta) tunai akan didistribusikan kepada pekerja berpenghasilan rendah untuk mengurangi dampak kenaikan harga pangan dan energi.
Pekerja dengan pendapatan bulanan kurang dari 3,5 juta akan menerima 1 juta rupee di bawah skema, kata Menteri Perekonomian Erlanga Hardo setelah pertemuan dengan Presiden Joko Widodo.
Naiknya harga komoditas global karena invasi Rusia ke Ukraina akan memberikan hasil yang lebih tinggi di Indonesia yang kaya sumber daya, tetapi pemerintah harus mengurangi dampak dari harga pangan dan energi yang lebih tinggi di dalam negeri, kata Airlangga.
“Mandat Presiden adalah memperkuat jaminan sosial,” katanya dalam sebuah pernyataan video.
Uang itu akan dibagikan kepada 8,8 juta pekerja, sementara pemerintah sedang mempertimbangkan untuk membayar 12 juta “usaha mikro”, kata Airlanga.
Inflasi Indonesia naik ke level tertinggi dua tahun di bulan Maret karena kenaikan harga pangan. Para ekonom juga memperingatkan bahwa harga bisa naik lebih lanjut karena pemerintah menaikkan pajak pertambahan nilai dan menaikkan harga bensin beroktan 92 perusahaan energi milik negara.
Secara terpisah, media lokal melaporkan bahwa pemerintah Menteri Senior Luhut Pandjaitan dapat secara bertahap menyesuaikan harga bensin dan gas dengan subsidi.
Pekan lalu, presiden mengatakan pemerintah akan mendistribusikan uang itu kepada 20,5 juta keluarga berpenghasilan rendah dan 2,5 juta pemilik toko makanan.
- Pengeditan tambahan oleh Reuters, George Russell
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala