Tempo.co., Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Vargio memprediksi perkembangan pemulihan ekonomi global tahun depan akan sangat konsisten. Hal ini terlihat dari pemulihan ekonomi banyak negara Eropa dan Jepang menyusul Amerika Serikat.
Sementara itu, di pasar negara berkembang, ekonomi India dan ASEAN-5 mulai mengejar ketertinggalan dari China. Hal ini didukung oleh kasus Pemerintah-19 yang menurun, pembukaan kembali sektor ekonomi dan berlanjutnya dorongan kebijakan moneter dan moneter.
Namun, Perry menilai ada lima tantangan pemulihan ekonomi global. Tantangan pertama adalah normalisasi kebijakan moneter dan moneter di negara maju, serta masih adanya ketidakpastian di pasar keuangan global.
“Kedua, epidemi berdampak pada stabilitas korporasi dan lembaga keuangan. Ketiga, penyebaran sistem pembayaran digital antar negara dan risiko aset kripto,” jelasnya pada pertemuan tahunan BI pada 24 November.
Tantangan keempat adalah perlunya ekonomi keuangan yang lebih hijau, dan akhirnya perlunya kesenjangan yang semakin lebar dan penggalangan dana.
Namun, Perry optimistis ekonomi Indonesia akan terus tumbuh di kisaran 4,7-5,5 persen pada 2022. “Selain ekspor, konsumsi dan investasi akan meningkat didukung oleh vaksinasi, pembukaan kembali ekonomi dan stimulus kebijakan,” tambahnya. .
Perry juga memperkirakan inflasi akan tetap di kisaran 2-4 persen tahun depan. “Mengingat kuatnya komitmen Bank Indonesia di tengah normalisasi kebijakan Federal Reserve, stabilitas nilai tukar rupiah akan tetap terjaga.
Baca: Pemulihan ekonomi yang menggembirakan Sri Mulyani menguat di Q4 2021
BISNIS.COM
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala