JAKARTA (Reuters) – Perusahaan minyak dan gas milik negara Indonesia PT Bertamina dan perusahaan energi AS Exxon Mobil Corp menandatangani perjanjian pada hari Selasa untuk mengeksplorasi cara menggunakan penyimpanan penangkapan karbon (CCS) di Asia Tenggara.
Memorandum of Understanding (MoU) ditandatangani selama dua minggu KTT COP26 di Glasgow, Skotlandia.
“Kedua perusahaan sepakat untuk mengevaluasi potensi penggunaan teknologi rendah karbon dalam skala besar di Indonesia,” kata ExxonMobil dalam sebuah pernyataan.
Joe Blomart, Presiden, ExxonMobil Low Carbon Solutions, mengatakan: “Kami sedang mengevaluasi proyek penangkapan dan penyimpanan karbon skala besar yang berpotensi berdampak besar pada sektor yang paling banyak mengeluarkan emisi di dunia.
“Ada peluang di Indonesia dan di seluruh Asia Tenggara.”
CCS menangkap emisi dan menguburnya di bawah tanah tetapi belum dalam tahap komersialisasi.
Exxon Mobil bertujuan untuk membuat pusat CCS di seluruh Asia dan mirip dengan fasilitas CCS di Asia Tenggara, yang diusulkan untuk didirikan di Houston, Texas.
Pendukung CCS percaya bahwa teknologi ini penting untuk membantu memenuhi emisi nol bersih dan membuka produksi hidrogen ekonomi skala besar.
Namun, kritikus mengatakan CCS akan memperpanjang umur bahan bakar fosil yang kotor.
Indonesia, penghasil karbon terbesar kedelapan di dunia, baru-baru ini menetapkan target emisi nol bersih dari tahun 2070 hingga 2060 atau lebih awal.
“Penggunaan teknologi CCS merupakan bagian dari transformasi energi Pertamina,” kata Direktur Utama Pertamina Nick Vidyavati dalam keterangan terpisah.
Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas, regulator hulu Indonesia, mengatakan bulan lalu bahwa blok mega-Cebu di Jawa Timur akan menjadi lokasi potensial untuk proyek CCS ExxonMobil.
“Kolaborasi CCS ini merupakan langkah untuk mewujudkan itu,” kata Soetjipto, Selasa.
(Laporan oleh Fatin Ungu dan Bernard Christina Munde; Disunting oleh Martin Box)
“Penggemar budaya pop. Pengacau ramah hipster. Pakar media sosial yang menawan.”
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala