JAKARTA (ANTARA) – Pendekatan ekonomi, sosial, dan budaya harus digalakkan di samping pendekatan militer untuk melindungi kepentingan Indonesia di Laut Natuna Utara (ZEE), zona ekonomi eksklusif Indonesia di Laut Cina Selatan.
Menurut Kepala Lembaga Hukum TNI (Papincom) Laksamana Muda Greno Bandoro, pendekatan tersebut akan melengkapi strategi hukum dan operasional di Laut Naduna Utara.
Dia menjelaskan bahwa pendekatan hukum harus diupayakan di Laut Naduna Utara melalui tindakan damai, termasuk membentuk forum regional atau mengatur inspeksi, patroli, atau latihan bersama.
“Setelah pendekatan hukum dan operasional, yang ketiga adalah pendekatan ekonomi, sosial, dan budaya yang menurut saya harus diutamakan,” kata Bandoro dalam seminar Sejarah Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL), Senin.
Ia menyarankan untuk mendorong pertukaran pakar, pelajar, dan perwira dengan negara-negara yang memiliki batas maritim yang sama di Laut Cina Selatan, seperti Vietnam.
Bandoro juga merekomendasikan agar pemerintah menjajaki kemungkinan investasi bersama di Laut Natuna Utara untuk memperkuat kepentingan ekonomi Indonesia di kawasan tersebut.
Namun, pemahaman menyeluruh tentang sumber daya alam di lautan sangatlah penting, katanya.
“Indonesia harus memiliki pemahaman menyeluruh tentang sumber daya yang dimiliki dan cara mengembangkannya,” tegasnya.
Pemahaman terhadap sumber daya kelautan dan cara mengembangkannya akan memperbaiki posisi Indonesia, terutama ketika negara ini terletak di persimpangan benua Asia dan Australasia serta samudera Hindia dan Pasifik.
“AS dan Tiongkok tidak tertarik dengan sumber daya maritim Indonesia. Fokus mereka adalah mengendalikan pergerakan kapal dan pesawat di wilayah Indonesia. Dengan bangkitnya Asia, hingga 60 persen perdagangan dunia akan melewati wilayah kita,” ujarnya. . menjelaskan.
Berita terkait: Tiga kapal TNI Angkatan Laut mengikuti latihan kesiapan tempur di Laut Naduna Utara
Berita terkait: Indonesia memperingatkan risiko konflik di Laut Cina Selatan: Menteri
“Penggemar budaya pop. Pengacau ramah hipster. Pakar media sosial yang menawan.”
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala