Gundukan abu yang diyakini berasal dari gunung berapi Toba purba di Indonesia itu ditemukan di Kali Haritra, anak sungai dari Sungai Manjira.
Tanggal Diterbitkan – 16:14, Selasa – 31 Januari 23
Medan: Gundukan abu tersebut diyakini berasal dari gunung berapi Toba purba IndonesiaKotha Telangana Charitra Brindham (KTCB) ditemukan oleh sejarawan PV Bhadrakirish di aliran Haritra, anak sungai Manjira, di desa Hastalapur di Narsapur.
Letusan gunung berapi Toba dikatakan telah terjadi sekitar 75.000 tahun yang lalu di Danau Toba di Kepulauan Sumatera Indonesia. Sejarawan mengatakan abu telah menyebar ribuan kilometer, mengalir dengan arus ke berbagai belahan dunia, dan menumpuk di gundukan.
Saat mengunjungi situs bersejarah di dekat Hastalapur, anggota KTCB PV Bhadrakrish menemukan gundukan abu vulkanik di dekat desa tersebut dan setelah menganalisis abu tersebut secara ilmiah, Sakilam Venugopal Rao, Wakil Direktur Jenderal (Purn), Survei Geologi India, mengatakan bahwa abu tersebut berasal dari Dhoba. itu. Turbulensi vulkanik. Awalnya, tim KTCB mengira tumpukan abu yang ditemukan di Hastalapur adalah tungku besi, namun penyelidikan ilmiah membuktikannya salah.
Rao mengatakan abu tidak mengandung karbon, tetapi mengandung lima miligram belerang dalam setiap kilogram abu. Ahli geologi senior mengatakan pelet abu memiliki tepi yang tajam, indikator kuat dari abu vulkanik. Menurut Rao, gundukan abu serupa sebelumnya diidentifikasi di Panaganepally di Andhra Pradesh, di lembah sungai Manjira dekat Murreu di distrik Badratri Kothakudam.
Sejarawan telah mengidentifikasi gundukan abu semacam itu di berbagai bagian Telangana, yang mereka yakini sebagai abu kotoran sapi atau kerbau. Namun, anggota KTCB Bhadrakrish mengatakan sudah waktunya untuk memeriksa kembali sampel gundukan abu yang melibatkan ahli geologi.
Desa Hastalapur sudah memiliki lukisan batu prasejarah di Bandavulagutta. Sejarawan telah menemukan banyak bukti zaman prasejarah di sini. Bhadrakrish baru-baru ini mengunjungi desa tersebut untuk melihat lukisan batu prasejarah tentang gundukan abu yang terletak sekitar satu kilometer di tenggara Bukit Narasimha Swamy.
Penduduk setempat menyebut Suddha Guttalu yang biasa digunakan penduduk desa sebagai kapur. Berbicara kepada ‘Telangana Today’, Bhadrakirish mengatakan sungguh suatu kehormatan untuk mengunjungi dan mengidentifikasi tempat seperti itu dan memuji penduduk setempat yang membimbing mereka ke tempat itu.
“Penggemar budaya pop. Pengacau ramah hipster. Pakar media sosial yang menawan.”
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala