29 Juli 2024
Jakarta – Pemerintah memutuskan untuk menetapkan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Bandjaitan.
Status tersebut berarti KITB akan mendapatkan manfaat dari beberapa konsesi yang diperuntukkan bagi KEK. Oleh karena itu, kami akan memberikan insentif yang sama, tax holiday, dan berbagai insentif lainnya yang ditawarkan kepada KEK lainnya, ujarnya saat peresmian kawasan industri baru, Jumat, lapor Kumbaran.
Kawasan industri di Jawa Tengah diharapkan dapat menciptakan sedikitnya 250.000 lapangan kerja di wilayah tersebut dan menarik investasi triliunan rupiah.
Presiden Joko “Jokowi” Widodo, yang memimpin acara pembukaan, memuji KITB sebagai peluang untuk menarik investor asing untuk membangun pabrik di Indonesia, mengingat peringkat Indonesia pada Indeks Daya Saing Global telah meningkat ke peringkat 27.
Indonesia berada di peringkat ke-27 dari 67 negara dalam World Competitiveness Ranking (WCR) 2024 versi Institute for Management Development (IMD), yang dirilis bulan lalu, menandai peningkatan dari peringkat ke-34 yang diraih negara nusantara pada tahun 2023. Di Asia Tenggara, hanya Singapura dan Thailand yang menduduki peringkat lebih tinggi. daripada Indonesia.
Presiden mengatakan beberapa faktor berkontribusi terhadap perbaikan peringkat tersebut, termasuk stabilitas ekonomi dan politik negara serta inflasi yang relatif rendah.
“Ini yang jadi kekuatan kita, dan saya senang dengan keputusan saya mendirikan kawasan industri di Patang seluas 400 hektare. Jalan. Total lahan yang direncanakan 4.300 hektare, yang pada akhirnya bisa menampung [more] industri,” kata Jokowi.
Namun Presiden juga mengingatkan bahwa wilayah tersebut tidak akan memberikan manfaat bagi negara jika peluang yang ada tidak dimanfaatkan secara bijak.
“Saya melihat pertumbuhan ekonomi yang stabil, inflasi yang rendah dan besarnya minat industri untuk merelokasi pabriknya ke suatu negara. [high degree of] Stabilitas politik, dan banyak investor yang melirik Indonesia. Namun, jika kita tidak mengambil keputusan yang tepat, maka peluang tersebut pasti akan hilang,” Presiden mengingatkan.
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yang hadir pada pembukaan tersebut mencatat, berbagai perusahaan telah berinvestasi di kawasan industri tersebut, dan 18 perusahaan telah berinvestasi total lebih dari Rp 14 triliun untuk menciptakan sekitar 19.000 lapangan kerja.
Menteri mengatakan kawasan industri Batang dirancang untuk melayani industri teknologi tinggi dan padat karya, dengan fokus pada usaha kecil dan menengah.
The Jakarta Post melaporkan pada bulan Desember tahun lalu bahwa pemerintah sedang menegosiasikan kesepakatan senilai US$600 hingga $800 juta dengan LG Energy Solutions (LGES) Korea Selatan untuk membangun pabrik katoda baterai kendaraan listrik (EV) di Patang.
Bahlil mencatat, proyek tersebut hampir selesai. “LG Group akan mulai memproduksi katoda sebagai bagian dari ekosistem baterai otomotif setelah menyelesaikan penilaian kelayakan pada bulan Agustus. [in Batang]Menteri Investasi mengatakan pada acara peluncuran yang sama yang disiarkan langsung di YouTube.
“Jadi untuk sel baterai LG, pionir smelternya di Maluku Utara, katoda dan baterai di Batang. [production] Di Karawang. Dengan begitu, tidak semuanya terkonsentrasi di Maluku sehingga pertumbuhan lebih seimbang,” imbuhnya.
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala