JAKARTA – Aplikasi pinjaman keuangan dan pribadi serta aplikasi yang meningkatkan keamanan internet adalah yang paling banyak diunduh di Indonesia, demikian temuan sebuah studi baru.
Para ahli mengatakan kepada The Straits Times bahwa popularitas aplikasi-aplikasi ini berasal dari kurangnya akses terhadap layanan perbankan tradisional dan peraturan internet yang ketat, dibandingkan platform hiburan, media sosial, atau pesan.
Sebuah studi skala besar yang dilakukan oleh perusahaan teknologi berbasis di AS, data.ai, yang diterbitkan pada 10 Januari menemukan bahwa unduhan aplikasi dari kategori keuangan dan pinjaman pribadi di Indonesia akan mencapai sekitar 222 juta pada tahun 2023.
Di posisi kedua, dengan sekitar 194,7 juta unduhan, adalah aplikasi jaringan pribadi virtual (VPN). VPN adalah teknologi yang memungkinkan koneksi jaringan aman melalui Internet.
Di tempat ketiga adalah aplikasi personalisasi, seperti perangkat lunak untuk mengubah wallpaper ponsel pengguna, dengan sekitar 190,5 juta unduhan.
Aplikasi media sosial dan komunikasi berada di peringkat ketujuh dengan 124,4 juta unduhan, setelah kategori lain seperti aplikasi pengeditan foto dan hiburan.
Temuan tersebut berdasarkan data dari Apple iOS App Store dan Google Play pada tahun 2023.
Jumlah penduduk Indonesia melebihi 270 juta jiwa, dan lebih dari separuh penduduknya berusia 40 tahun ke bawah. Menurut perusahaan analisis data Statista, hampir 68 persen populasi akan memiliki dan menggunakan ponsel pada tahun 2022.
Jumlah unduhan aplikasi pinjaman pribadi dan keuangan pada tahun 2023 akan meningkat sebesar 22 persen dari tahun 2022, menurut data.ai.
Popularitas aplikasi pinjaman pribadi di Indonesia disebabkan oleh tingginya penetrasi digital dan ponsel pintar di negara ini, kata seorang juru bicara.
Aplikasi-aplikasi tersebut, katanya, termasuk EasyCash, sebuah aplikasi rumah populer yang menarik bagi demografi yang tidak memiliki akses ke layanan perbankan tradisional.
“Aplikasi ini memberikan kemudahan (dan) persetujuan yang lebih cepat, terutama di kalangan pemilik usaha kecil dan individu yang membutuhkan pembiayaan jangka pendek,” kata juru bicara tersebut.
Namun, hal ini membawa tantangan bagi negara ini, katanya, termasuk potensi suku bunga yang tinggi, risiko kredit, masalah privasi dan perlunya pengawasan peraturan dan pendidikan konsumen.
“Penggemar budaya pop. Pengacau ramah hipster. Pakar media sosial yang menawan.”
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala