Lembaga pemeringkat AM Best mengumumkan bahwa mereka mempertahankan prospek segmen pasar negatif pada segmen asuransi non-jiwa Indonesia, dengan alasan tantangan dalam kredit dan asuransi kendaraan bermotor dan ketidakpastian makroekonomi.
Di segmen pasar atas baru, berjudul “Prospek Segmen Pasar: Asuransi Jiwa Non-IndonesiaSegmen ini diperkirakan akan menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi pada tahun 2022, karena Indonesia menganggap endemik COVID-19 dan menjauh dari penguncian ketat yang terlihat hingga tahun 2021 karena dimulainya kembali operasi dan permintaan domestik.
Pada saat yang sama, risiko penurunan ekspansi ekonomi domestik, termasuk perlambatan global, tekanan inflasi dan pengetatan moneter domestik, kemungkinan akan memperlambat pertumbuhan pasar di bawah level yang terlihat sebelum pandemi.
Juga, Best mengatakan kinerja underwriting yang buruk di lini asuransi kredit adalah masalah sistemik yang terus mengganggu pasar.
AM Best, Analis Keuangan Senior Chris Lim mengatakan: “Kerugian penjaminan dari asuransi kredit telah menyebabkan kesulitan keuangan bagi banyak pelaku industri karena dampak ekonomi dari Covid-19 menghambat kemampuan konsumen untuk membayar kembali pinjaman mereka. Pada gilirannya, ini telah menyebabkan tingkat default yang lebih tinggi dan, oleh karena itu, klaim asuransi kredit yang lebih tinggi.
Dan fitur yang luar biasa, kekurangan rasio premi, kelemahan dalam manajemen risiko dan eksposur yang berlebihan terhadap asuransi kredit selama krisis ekonomi makro telah melemahkan profil keuangan berbagai perusahaan asuransi dan reasuransi domestik menengah hingga besar.
Tekanan inflasi diperkirakan akan membatasi margin underwriting bagi perusahaan asuransi. Secara khusus. “Meningkatnya inflasi diperkirakan akan menyebabkan peningkatan biaya klaim motor, didorong oleh biaya tenaga kerja dan suku cadang yang lebih tinggi,” kata Miles Gould, direktur analisis di AM Best.
“Inflasi biaya medis di Indonesia diperkirakan meningkat lebih cepat dari inflasi umum.”
Best juga mencatat bagaimana pertumbuhan bisnis dalam asuransi kendaraan bermotor dapat dibatasi secara signifikan oleh faktor-faktor yang akan berdampak negatif terhadap permintaan kendaraan bermotor di masa depan. Ekspansi bisnis asuransi kendaraan bermotor pada tahun 2021 dan paruh pertama tahun 2022 sebagian diuntungkan oleh lonjakan penjualan mobil baru yang didorong oleh pengurangan sementara pajak penjualan atas barang-barang mewah. Namun, manfaat pajak ini telah dihentikan.
Best menyimpulkan bahwa jika tantangan-tantangan ini mereda di masa depan, pandangan standar dapat dipertimbangkan kembali.
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala