November 22, 2024

Review Bekasi

Temukan Berita & berita utama terbaru tentang INDONESIA. Dapatkan informasi lebih lanjut tentang INDONESIA

Ambisi kendaraan listrik di Indonesia didorong oleh pabrik anoda baterai BTR yang baru

(Bloomberg) — BTR New Materials Group asal Tiongkok telah membuka pabrik bahan anoda senilai $478 juta di Indonesia, yang pertama di negara yang berupaya menjadi pusat manufaktur kendaraan listrik.

Pabrik yang terletak di Kawasan Industri Kendal di Jawa Tengah itu dijadwalkan mulai beroperasi pada 2023 dan mulai beroperasi pada Rabu, menurut pernyataan sekretariat presiden Indonesia. Menurut Presiden Indonesia Joko Widodo, pabrik tersebut memiliki kapasitas awal sebesar 80.000 ton bahan anoda per tahun, cukup untuk memasok 1,5 juta mobil listrik.

Penyelesaian proyek ini merupakan langkah penting menuju tujuan Indonesia untuk menciptakan rantai pasokan kendaraan listrik yang lengkap, yang merupakan tujuan utama presiden yang akan segera berakhir. Pemerintah berupaya memanfaatkan produksi nikel dalam jumlah besar, yang merupakan bahan baku utama beberapa baterai, untuk menarik investor asing ke sektor kendaraan listrik.

“Apa yang kami impikan – ekosistem kendaraan listrik besar yang kuat dan terintegrasi – mulai terwujud,” kata Widodo pada upacara pembukaan pabrik pada hari Rabu. “Setelah seluruh ekosistem terbangun, kita akan memasuki rantai pasokan global yang akan memberikan nilai tambah bagi lapangan kerja dan perekonomian.”

BTR akan memulai tahap pengembangan pabrik berikutnya pada akhir tahun ini, meningkatkan kapasitas menjadi 180.000 ton, kata He Xueqin, presiden BTR New Material, pada hari Rabu. Hal ini akan menjadikan Indonesia sebagai produsen anoda terbesar kedua di dunia, ujarnya.

Anoda – yang terletak di seberang katoda – adalah bagian penting dari baterai EV dan biasanya terbuat dari grafit. Pabrik di Indonesia mengambil bahan grafit sintetik dari perusahaan minyak negara PT Pertamina dan grafit alam dari Afrika.

Grup Baoan Cina Co. BTR New Material yang terafiliasi dengan Ltd., memiliki 60% saham pabrik baru tersebut. Singapura Star Investasi Pte. Ltd memegang sisanya.

READ  Implementasi berkelanjutan dari proyek hilir batubara Indonesia akan membutuhkan lebih banyak subsidi pemerintah

Cerita seperti ini masih tersedia mekarberg.com