November 25, 2024

Review Bekasi

Temukan Berita & berita utama terbaru tentang INDONESIA. Dapatkan informasi lebih lanjut tentang INDONESIA

Indonesia memimpin inisiatif promosi sosial dan kesehatan di ASEAN 2023

Indonesia memimpin inisiatif promosi sosial dan kesehatan di ASEAN 2023

Penulis: Silvia Zulticasari Febrian dan Sandhya Aszahra*

Peran, prakarsa dan dampak positif Indonesia

Indonesia telah menjadi pendorong utama dalam memajukan Asia Tenggara melalui inisiatif pembangunan sosial dan kesehatan. Pada pertemuan ASEAN 2023, Indonesia menjadi ujung tombak inisiatif penting yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat di seluruh kawasan ASEAN. Indonesia menawarkan kerja sama untuk meningkatkan infrastruktur pendidikan dan kesehatan di daerah terpencil ASEAN. Selain itu, Indonesia mengusulkan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan dan pendidikan yang berkualitas melalui program-program seperti Kartu Indonesia Sehat dan Program Indonesia Pintar. Dengan kepemimpinan Indonesia dalam inisiatif pembangunan sosial dan kesehatan di ASEAN 2023 diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat ASEAN dan menciptakan kawasan yang lebih berkelanjutan dan sejahtera di masa depan. Artikel ini akan membahas secara rinci prakarsa pembangunan sosial dan kesehatan Indonesia di ASEAN 2023 dan manfaat spesifiknya bagi komunitas ASEAN.

Meningkatkan infrastruktur pendidikan dan kesehatan di daerah terpencil di ASEAN merupakan inisiatif besar yang dipimpin oleh Indonesia. Hal ini sangat penting karena daerah terpencil seringkali sulit diakses oleh masyarakat lokal dan tidak memiliki akses yang memadai terhadap layanan kesehatan dan pendidikan yang berkualitas. Misalnya, menurut data WHO pada tahun 2020, Indonesia hanya memiliki 0,2 dokter per 1.000 penduduk di daerah terpencil, dibandingkan rata-rata nasional sebesar 0,5 dokter per 1.000 penduduk.

Oleh karena itu, Indonesia mengusulkan untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan dan pendidikan yang berkualitas bagi masyarakat melalui program-program seperti Kartu Indonesia Sehat dan Proyek Indonesia Pintar. Kartu Indonesia Sehat merupakan program yang memberikan akses gratis kepada keluarga miskin dan rentan di Indonesia, sedangkan Program Indonesia Pintar merupakan program bantuan pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.

Selain menawarkan kerja sama peningkatan infrastruktur pendidikan dan kesehatan ke negara-negara ASEAN lainnya, Indonesia berkomitmen untuk membangun 100 puskesmas dan 100 sekolah di negara-negara tersebut pada tahun 2025. Sebagai pemimpin inisiatif pembangunan sosial dan kesehatan, upaya Indonesia diharapkan berdampak positif terhadap kualitas hidup masyarakat ASEAN. Diharapkan dengan meningkatkan akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan yang berkualitas, kesenjangan sosial akan berkurang dan masyarakat akan lebih siap menghadapi tantangan masa depan seperti perubahan iklim dan krisis kesehatan global. Manfaat dari inisiatif ini akan bergema tidak hanya di Indonesia, tetapi di seluruh kawasan ASEAN.

READ  Starlink diluncurkan di Indonesia, memanfaatkan pasar Internet yang sedang berkembang

Upaya Indonesia untuk mempromosikan pembangunan sosial dan kesehatan di ASEAN telah membuahkan hasil yang positif, kata laporan tersebut. Menurut data Bank Dunia, angka kemiskinan di Indonesia mengalami penurunan dari 10,9% pada tahun 2018 menjadi 9,7% pada tahun 2020. Selain itu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia meningkat dari 0,697 pada tahun 2015 menjadi 0,718 pada tahun 2020. Kepemimpinan Indonesia dalam upaya pembangunan sosial dan kesehatan ASEAN 2023 merupakan kunci untuk membangun kawasan yang lebih berkelanjutan dan sejahtera di masa depan.

Tantangan dan solusi

Indonesia, sebagai salah satu negara anggota ASEAN, memiliki peran kunci dalam memimpin prakarsa pembangunan sosial dan kesehatan di kawasan pada tahun 2023. Namun, Indonesia menghadapi berbagai tantangan untuk berhasil mencapai tujuan tersebut. Beberapa tantangan yang dihadapi Indonesia dalam memajukan inisiatif pembangunan sosial dan kesehatan di ASEAN 2023 adalah:

Pertama, perbedaan tingkat pembangunan di antara negara-negara anggota ASEAN. Negara-negara ASEAN memiliki perbedaan yang signifikan dalam pembangunan ekonomi, sosial dan pembangunan kesehatan. Hal ini akan mempersulit upaya Indonesia untuk memajukan prakarsa pembangunan sosial dan kesehatan di ASEAN, karena Indonesia harus mengakomodasi kepentingan dan kebutuhan negara anggota lainnya.

Kedua, pandemi Covid-19 yang masih berlangsung. Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak yang signifikan terhadap pembangunan sosial dan kesehatan secara global, termasuk di ASEAN. Indonesia, sebagai negara dengan jumlah pasien Covid-19 terbanyak, perlu mengelola epidemi ini dengan baik untuk melanjutkan upaya pembangunan sosial dan kesehatan di ASEAN.

Ketiga, terbatasnya anggaran untuk pembangunan sosial dan kesehatan. Meski Indonesia memiliki ekonomi terbesar di ASEAN, anggaran untuk pembangunan sosial dan kesehatan masih terbatas. Hal ini akan mempersulit upaya Indonesia untuk memajukan prakarsa pembangunan sosial dan kesehatan di ASEAN, karena Indonesia harus mengalokasikan anggarannya yang terbatas secara efektif untuk mencapai tujuan ini.

Keempat, soal bansos pemerintah yang meleset dari sasaran. Ini adalah masalah kompleks yang menjadi perhatian banyak pihak dalam jangka panjang. Faktor yang menyebabkan pemerintah tidak mencapai target bantuan sosial antara lain terbatasnya data jumlah penduduk dan kondisi daerah, sulitnya mengidentifikasi target penerima, dan penyalahgunaan wewenang oleh penanggung jawab penyaluran bantuan sosial. ASEAN 2023 membutuhkan perhatian Indonesia untuk inisiatif pembangunan sosial dan kesehatan.

READ  Marburg perkuat sistem deteksi dini di gerbang-gerbang Indonesia

Kelima, koordinasi antar negara anggota masih perlu ditingkatkan. Koordinasi yang baik antar negara anggota sangat penting dalam memajukan prakarsa pembangunan sosial dan kesehatan di ASEAN. Namun, koordinasi antar Negara Anggota perlu ditingkatkan lebih lanjut untuk memastikan bahwa upaya promosi sosial dan kesehatan berjalan lancar.

Untuk mengatasi tantangan yang dihadapi Indonesia dalam memimpin prakarsa pembangunan sosial dan kesehatan di ASEAN, ada beberapa cara yang dapat dilakukan negara ini:

Pertama, Indonesia harus berusaha mengakomodir kepentingan dan kebutuhan negara anggota lain serta memastikan program kerja dilakukan secara inklusif dengan memperhatikan tingkat perkembangan negara-negara ASEAN, termasuk negara-negara yang masih berkembang. Indonesia harus memastikan bahwa program-program ini dapat diakses oleh semua negara anggota ASEAN untuk mendorong kerja sama yang positif antara negara-negara tersebut.

Kedua, Indonesia harus terus memperkuat upaya penanggulangan pandemi COVID-19 dan memberikan bantuan dan dukungan kepada negara-negara anggota ASEAN dalam menghadapi dampak COVID-19 dengan memberikan bantuan berupa sumber daya manusia dan barang. . Pencapaian tujuan tersebut membutuhkan partisipasi aktif dari seluruh negara anggota ASEAN agar tujuan tersebut dapat dilaksanakan secara efektif.

Ketiga, dengan anggaran negara yang minim untuk jaminan sosial di bidang kesehatan dan pendidikan, Indonesia harus mendorong penggunaan anggaran yang lebih baik. Indonesia harus hati-hati merencanakan alokasi anggaran dan memastikan bahwa anggaran digunakan secara efektif dan efisien.

Keempat, dalam upaya meniadakan ketidaktepatan penargetan bantuan sosial di Indonesia, pemerintah Indonesia harus meningkatkan akurasi pendataan orang-orang yang membutuhkan bantuan sosial dan pengawasan yang cermat dan ketat terhadap pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam penyaluran bantuan sosial. Praktik korupsi dan nepotisme tidak akan terjadi.

Kelima, peran Indonesia dalam upaya mendorong integrasi antar negara ASEAN dapat dimulai dengan berperan aktif dalam memfasilitasi integrasi antar negara baik dalam pembangunan sosial, kesehatan, maupun pendidikan. Hal ini dapat dilakukan melalui pertemuan tingkat tinggi, forum regional dan pertukaran pengalaman antar negara ASEAN.

Pandangan penulis

Pandangan Mahasiswa Hubungan Internasional

READ  Indonesia mengizinkan kontraktor memiliki lebih dari 50% saham di blok minyak dan gas baru

Seorang mahasiswa hubungan internasional, penulis percaya bahwa Indonesia memiliki tanggung jawab besar untuk memimpin inisiatif pembangunan sosial dan kesehatan di ASEAN. Dari perspektif hubungan internasional, hal ini dipandang sebagai peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan perannya di ASEAN dan mempererat hubungan dengan negara-negara anggotanya. Namun, penulis juga merekomendasikan agar Indonesia tidak melakukan inisiatif ini secara sepihak, melainkan bekerja sama dengan negara anggota ASEAN lainnya untuk mengembangkan program yang efektif dan berkelanjutan yang memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat ASEAN.

Kritik utama penulis terhadap Inisiatif Pembangunan Sosial dan Kesehatan ASEAN 2023 adalah kurangnya transparansi dan akuntabilitas dalam alokasi anggaran. Oleh karena itu, penulis merekomendasikan agar Indonesia memastikan bahwa dana yang digunakan untuk proyek digunakan secara efektif dan efisien serta diukur hasilnya secara transparan.

Rekomendasi penulis untuk Indonesia adalah meningkatkan kerjasama dengan pemangku kepentingan terkait seperti LSM dan sektor swasta dalam mengembangkan program pembangunan sosial dan kesehatan di ASEAN. Selain itu, penulis merekomendasikan agar Indonesia lebih melibatkan masyarakat dalam pengembangan dan pelaksanaan proyek-proyek tersebut.

Pengembangan masyarakat dan perspektif siswa kesejahteraan

Dari perspektif pembangunan sosial dan kesejahteraan, Indonesia harus mengambil langkah untuk memimpin pembangunan sosial dan kesehatan di kawasan ASEAN. Meskipun telah dilakukan berbagai upaya, pengalaman praktis menunjukkan bahwa berbagai masalah pembangunan sosial masih tetap ada di Indonesia, antara lain masalah ketimpangan akses kesehatan dan pendidikan masyarakat karena faktor geografis, ekonomi dan sosial budaya, serta kurangnya data pemerintah terkait. Jumlah dan status masyarakat yang membutuhkan bantuan, serta maraknya praktik korupsi dan nepotisme oleh penanggung jawab penyaluran bantuan sosial.

Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan upaya bersama dari semua pihak. Pemerintah Indonesia harus meningkatkan investasi di bidang kesehatan dan pendidikan serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya akses terhadap layanan kesehatan dan pendidikan yang berkualitas. Selain itu, cita-cita bangsa adalah mewujudkan pembangunan sosial, kesehatan, dan pendidikan yang inklusif pada seluruh lapisan masyarakat serta mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. dapat merasakan.

* Sandya Azzahra Sarjana Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan angkatan 2022 di Universitas Katja Mada