Tempo.co, Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) akan memulai percepatan pertumbuhan Perdagangan karbon Organisasi pada tahun 2023. Hal ini bertujuan untuk mengikuti tren pertumbuhan ESG (Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola) dan penggunaan keuangan berkelanjutan di tingkat pertukaran global.
“Oleh karena itu, inisiatif dari program ITX pertama adalah untuk mendukung pengembangan sistem perdagangan karbon mulai tahun 2023,” kata Iget Nyoman Yedna, direktur penilaian perusahaan ITX, pada acara Forum Keberlanjutan Menteri 2022, Rabu. 2 November 2022.
Selanjutnya, Neumann terus memperkuat penerapan prinsip ESG, dan timnya akan mengalokasikan semua informasi terkait penilaian ESG perusahaan yang terdaftar di BEI untuk kemudahan akses di situs resminya.
“BEI bermaksud untuk mempublikasikan informasi tentang peringkat ESG di situs web, dan situs web itu akan dapat diakses mulai tahun ini,” kata Neumann.
Khusus terkait perdagangan karbon, PT Pertamina telah bekerja sama dengan BEI dan mendukung program dekarbonisasi di Indonesia dan target Net Zero Emission (NZE) 2060.
Kerjasama tersebut dikukuhkan dengan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Bisnis Pertamina Aep Salyadi Daria Saputra dan Direktur Utama BEI Iman Rachman pada 18 Oktober 2022 di Bali.
“Ini akan menjadi langkah selanjutnya dalam aksi perdagangan karbon kita dalam upaya percepatan pembangunan ekosistem perdagangan karbon nasional dan internasional,” katanya dalam keterangan tertulis tertanggal Kamis, 20 Oktober 2022.
Pertamina menilai BEI sebagai perusahaan yang terlibat dalam implementasi pasar saham di Indonesia, yang bersama-sama dapat menciptakan inisiatif yang disebut Carbon Business Build.
Pertamina dan ITX akan mengkaji potensi kerjasama bisnis sehingga dapat meningkatkan kewajiban dan fungsinya masing-masing dalam mengelola pasar karbon sukarela dan kepatuhan pasar karbon.
Potensi kerjasama perdagangan karbon dimungkinkan oleh keunggulan infrastruktur perdagangan karbon BEI dalam melakukan transaksi perdagangan karbon melalui pertukaran karbon di Indonesia.
Kemungkinan lain dapat melalui sharing knowledge terkait ekosistem perdagangan karbon nasional, perdagangan karbon internal dan/atau internasional, serta pengembangan usaha perdagangan karbon nasional dan internasional.
Arrijal Rachman | Penerjemah: Praktisi / Imaji Lasahido
“Penggemar budaya pop. Pengacau ramah hipster. Pakar media sosial yang menawan.”
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala