Indonesia bernafas lega. Keputusan Shell dan Chevron untuk mengakhiri kehadiran bersejarah mereka di sektor hulu di Indonesia menyebabkan pengembangan proyek Abadi LNG dan Indonesia Deepwater Development (ITD) yang telah lama terhenti dan dianggap penting bagi ketahanan energi negara. Tetapi eksodus perusahaan-perusahaan besar menyoroti masalah yang terus berlanjut di Indonesia dalam menarik investor asing, yang akan dibutuhkan Jakarta jika ingin mencapai ambisi produksi minyak dan gasnya yang tinggi dekade ini. Abadi dan ITT memiliki kepentingan strategis bagi Indonesia karena negara tersebut menghadapi prospek yang sangat nyata untuk menjadi pengimpor LNG pada tahun 2030. Konsumsi gas domestik meningkat rata-rata 1,7% per tahun sejak 2012, sementara produksi menurun 2,3%. Mega proyek Abadi dan ITT Fase 2 menjadi rata-rata 6,4 Bcf/d pada %/tahun pada tahun 2022 akan melawan tren ini, tetapi lebih banyak proyek serupa akan dibutuhkan. Lapangan Abadi yang terletak di blok Masela diperkirakan mengandung 10,7 triliun kaki kubik gas. Menurut Inpex, 9,5 juta ton per tahun harus memenuhi pabrik pencairan lepas pantai mulai awal 2030-an. Setelah selesainya divestasi Shell, perusahaan Jepang itu akan memegang 65% saham operasi di Abadi. Sekitar 60% gas Abadi akan dijual ke pasar Indonesia untuk memenuhi kebutuhan industri dan pembangkit listrik. IDD Tahap 2 akan mengembangkan cadangan gas sebesar 2 Tcf di lapangan Gendalo dan Gandang. Operator baru Eni berencana mempercepat proyek, menargetkan start-up pada awal 2027. IDD Tahap 2 akan memasok gas ke kilang LNG Pontang berkapasitas 22,6 juta ton/tahun, yang sebagian besar kurang dimanfaatkan sejak penipisan reservoir gas konvensional.
“Penggemar budaya pop. Pengacau ramah hipster. Pakar media sosial yang menawan.”
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala